Sastra Lampung Post

Sabtu, 31 Oktober 2009

Sajak-sajak Hasan Aspahani

Kompas, Minggu, 1 November 2009 | 02:58 WIB


Balada Siapa Saja



IA bernafas dengan harmonika, gamang membayangkan

syair, sajak penyair terakhir, tentang maut & lahir.

Ini seperti balada tentang siapa saja, seperti

petualang menemukan peta pantai hilang, lalu ia

berikrar akan jadi tua, meninggal nama, di sana.

Sebuah lagu akan rampung dihirup-hembuskan, ia

mengecupi harmonika seperti bibir kekasihnya.

Selalu itu membuatnya lebih dalam mematakan pejam.

Ini seperti balada tentang siapa saja, dan itu

berarti yang paling mungkin (dan paling mustahil)

ia akan bernyanyi tak henti tentang Cinta & Sunyi.

Cinta sebab ia telah pernah berani memimpikan mimpi.

Sunyi karena ia tahu akan kembali menjadi sendiri.

Keduanya melahirkan lagu nafasnya pada harmonika,

pada kecup dalam dan lama di lapar bibir kekasihnya.



Gerbera



“ADA akar rahasiaku, menyerap butir cahaya,”

katamu, dan aku percaya. “Engkau tak sabar

memekarkan terangnya, kan?” Aku juga seperti

akar itu, merahasiakan saja segala pertanyaanku.

“ADA telinga rahasiaku, yang menyimak semua tanya

yang kau sembunyikan itu,” katamu, dan aku percaya.

Kubayangkan akulah yang menyusun petal-petalmu,

mengatur sepal-sepalmu, “Seperti menata nyala

lampu di ruang tidur,” kataku. Dan diam-diam

kusisipkan sesuatu di antara yang benderang itu.

“Aku tahu,” katamu, “...yang kau rahasiakan itu!”



Chrysanthemum



ENGKAU warna, menunggu dijemput cahaya

Dan aku tangkai belaka, yang setia menjaga

dengan tubuh luka, aku kenang asal akar kita,

dia yang tak ada di antara: vas, senja, dan

beranda, penanam yang tak kita kenal siapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan ke 23

Suatu hari, dimana kami, mempertimbangkan kembali akar. Suatu hari – kondisi telah menentukan takdir kami secara alami; law of nature. Suatu hari sastra, yang dipertimbangkan secara estetispun. Sesungguhnya landasan “pengetahuan”. Kita bergerak “mengetahui”. Sastra adalah upaya membicarakan law of nature. Jangan terjebak dengan pemahaman ini!


17 Juni 2010


Laman