Sastra Lampung Post

Minggu, 18 Juli 2010

Puisi-Puisi Deny Tri Aryanti

Jawa Pos, Minggu, 18 Juli 2010

Karena Tahun Tak Pernah Berulang

saat kukenang kelahiranku yang terselip butiran tanah merah

yang nampak hanya roncean semboja

di antara keabadian tak terbaca

seperti teriakan ku yang masih saja menjadi teka-teki ''cinta maya''

adakah kemolekan dari sebuah tarian sunyi

saat berputar-putar mengelilingi mimpi

bercinta dengan abjad yang semakin renta

dan memberikan bayang-bayang sebuah ironi

adakah engkau di sini

saat tetesan pelangi mulai melahirkan kereta kencana

menembus fatamorgana

seolah merantas segala kemuskilan yang tengah kau tawarkan

munkin kelahiranku adalah tawa

munkin juga mengenangnya adalah sebuah luka dari seonggok nyawa

tapi aku mampu menundukkanmu dalam siluet kata-kata

dari detak angka dari detik waktu

semua legenda hanya sebuah dinasti tak bertuan

mungkin masa lalu adalah kesiaan

saat hanya kesepian yang mampu memberikan senyuman

Aku sadar doamu adalah sajak tanpa nyawa

melesatkan waktu dalam hentakan abad

saat terjalku menjelma mimpi dalam lorong masa lalu

dan bayanganmu hanya cerita yang sia

karena tahun tak pernah berulang

Sby- dari seberang mimpi

Dalam Diamku

Kubungkus resahmu dalam gulungan mimpi

Kutorehkan kematian pada sudut pelangi

Hingga sunyi pun tak mampu membaca tanda koma

Lautku mulai memerah

merapatkan sayap senja tanpa perisai kata

menuangkan buihnya pada lengkung cadas

Aku kehilangan luka

tentang darah

yang pernah engkau ceritakan pada air mata

tentang lorong

yang pernah kau sembunyikan di ketiak burung hantu

Aku memungut serpihan kaca

yang kau sebar di wajahku

kurajut dalam untaian fatamorgana

menjelmakannya pada sebuah siluet tentang kemuskilan

Aku masih berharap

laut menuangkan vodka di ujung bibirku

Aku masih berharap

buihnya akan menjadi kemabukan yang indah

aku pun masih ingin menganggap

tebingmu adalah kebosanan yang terlelap dalam resah

Aku masih menunggu detik ini

di ujung jarum jam yang menenggelamkanku pada kebisuan

Aku resah di ujung waktumu

aku gelisah di ketiak lentera angan-angan

Mimpi kita adalah dosa yang indah

Waktu kita...hanya malam tanpa kelambu

hanya sejarah tanpa tanda baca

yang tak mampu mengeja setiap kisah

tentang doa dan dosa

Oktober 2009

Deny Tri Aryanti, lahir di Trenggalek, 7 April 1980. Jebolan D3 Pariwisata Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya. Belajar berkesenian dan menulis di Teater GAPUS Surabaya, tergabung dalam komunitas

@rek pilem Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan ke 23

Suatu hari, dimana kami, mempertimbangkan kembali akar. Suatu hari – kondisi telah menentukan takdir kami secara alami; law of nature. Suatu hari sastra, yang dipertimbangkan secara estetispun. Sesungguhnya landasan “pengetahuan”. Kita bergerak “mengetahui”. Sastra adalah upaya membicarakan law of nature. Jangan terjebak dengan pemahaman ini!


17 Juni 2010


Laman