KATAK DI ATAS TEMPURUNG
Katak itu kubiarkan di atas tempurung, mungkin
ada yang ingin didengarnya, tak hanya tentang cuaca,
juga tentang pepatah yang telah lama menyebut dirinya.
Katak itu kubiarkan di atas tempurung, mungkin
ingin dilihatnya hujan telah reda sehingga ia tak perlu lagi
berteduh dalam tempurung: di dalam pepatah tua itu.
2009
UDANG DI DEPAN BATU
Entah batu apa yang disembunyikan udang
di balik tubuhnya. Aku kira batu yang biasa
diperbincangkan orang, batu yang cuma ada dalam laut:
pepatah yang sempit ini. Tapi kalau cuma batu biasa, tak
mungkin udang itu mau berlama-lama di depan batu itu.
Aku kira pasti ada sesuatu dengan batu itu. Mungkin itu
cuma batu prasangka yang tersusun seperti batu biasa.
2009
ADA GARAM ADA SEMUT
Di mana ada gula di situ ada semut, begitu katamu.
Dan kausebut habis manis sepah dibuang.
Gula telah habis, sayang, dan semut dibuang--
ke laut: pepatah yang sempit ini.
2009
DURI DALAM DAGING
untuk gus tf
Kutanam biji dalam dagingku berharap tumbuh jadi nadi,
biar bisa bunuh diri berkali-kali. Tapi biji malah sembunyi:
seperti kata dalam puisi. Serumpun akar dalam diriku
menjalar-jalar, mencari duri dalam daging:
biji yang ingin tumbuh meruncing.
2009
SAJAK TERJEMAHAN
Di hutan-hutan aku belajar bahasa pohon. Kuhafal setiap kosakata
dan pengucapannya: aku tiru suara pohon tumbang, bunyi akar
menembus tanah dan sejumlah kalimat untuk menggugurkan dedaunan.
Aku buat sebuah puisi dengan bahasa pohon dan tentu, kubaca
dengan logat pepohonan. Tapi, sungguh, tak mampu aku terjemahkan
kata tumbuh ke bahasa mereka.
2009
Heru Joni Putra lahir 13 Oktober 1990 di Payakumbuh, Sumatera Barat. Belajar di Jurusan Sastra Inggris Universitas Andalas, Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar